2.3.15

Fauja Singh ,101 tahun, pembawa obor tertua dalam Olimpiade London tahun 2012


Seorang kakek asal India dinobatkan sebagai pelari maraton tertua di dunia. Dalam perlombaan maraton di Toronto 2011 lalu, penampilannya menyedot perhatian lewat sorban dan janggutnya yang panjang terurai. Kala itu usianya sudah menginjak 100 tahun. Awal tahun 2013 ini, dia berniat gantung sepatu.

Kakek bernama Fauja Singh ini mengumumkan akan mundur dari dunia maraton usai berpartisipasi dalam Hong Kong Marathon di bulan Februari 2013. Walau demikian, kakek yang kini usianya sudah mencapai 101 tahun ini berjanji akan tetap berlari 4 jam setiap hari sejauh 8 - 9 mil.

Kakek Singh terhitung terlambat dalam memulai karir maratonnya, bahkan sangat terlambat, yaitu pada usia 89 tahun. Tapi faktor usia ternyata bukanlah penghalang bagi kakek berusia seabad ini. Pada bulan Oktober 2011 lalu, dia berhasil menyelesaikan Marathon Toronto Waterfront dalam waktu 8 jam 11 detik



Sayangnya, predikat Singh sebagai pelari maraton tertua di dunia tidak diakui oleh Guinness Book of World Records. Alasannya karena tidak bisa menunujukkan akte kelahiran. Padahal ia memiliki paspor dan dokumen resmi lain yang menyatakan bahwa ia dilahirkan pada tanggal 1 April 1911.

Buat Singh sendiri, pengakuan dari organisasi pencatat rekor dunia itu bukan hal yang begitu penting. Betapa tidak? Singh yang kini memiliki kewarganegaraan Inggris ini sudah pernah didaulat sebagai pembawa obor tertua dalam Olimpiade London tahun 2012 lalu.

"Saya bahkan tidak tahu apa itu Guinness Book of Records sampai seseorang mengatakan kepada saya. Itu tidak masalah bagi saya karena saya hanya menikmati berlari dan semua orang yang saya tahu begitu senang atau terinspirasi oleh itu. Itu adalah yang terpenting. Toh, saya tidak bisa membaca," kata Singh seperti dikutip dari Medical Daily, Senin (28/1/2013).

Terang saja Singh tidak punya akta kelahiran. Dia dilahirkan di daerah pedesaan di Punjab di mana akte kelahiran yang bukan hal yang umum, apalagi pada waktu 100 tahun lalu. Alasan yang dikemukakan Guiness ini pun menuai tuduhan bahwa institusi tersebut bertindak rasis.

"Sebuah laporan dari PBB baru-baru ini mengatakan bahwa 40 persen anak yang lahir di tahun 2008 tidak memiliki akta kelahiran, itu anak-anak di negara berkembang. Jika orang saat ini saja masih ada yang belum punya akta kelahiran, bagaimana dengan 100 tahun lalu?" kata Harmander Singh, pelatih Fauja Singh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar