Ratu Elizabeth II- 96 tahun

 Rahasia Umur Panjang Ratu Elizabeth II Menurut Ilmuwan

Catatan N.Kukuh 17sept 2022


Pangeran Philip wafat di usia 99 tahun. Kurang dua bulan lagi nyaris menginjak umur ke-100. Sang istri, Ratu Elizabeth II, tutup usia di umur 96 tahun. Ibunda Ratu Elizabeth II, berhasil mencapai usia 101 tahun. Apa rahasia umur panjang para bangsawan?


Pada tahun 2019, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengungkapkan bahwa harapan hidup rata-rata manusia adalah 73,4 tahun. Profesor epidemiologi dan biostatistik di University of Illinois di Chicago, S. Jay Olshansky, mengaitkan umur panjang para anggota Kerajaan Inggris dengan kesejahteraan bangsawan.

Dalam sebuah artikel yang ditulis Olshansky di The Conversation, ia mengutip sebuah penelitian yang dilakukan di Manchester, Inggris pada tahun 2017 yang menunjukkan perbedaan besar dalam harapan hidup, tergantung pada kondisi tempat tinggal seseorang.

"Akses ke pendidikan tinggi dan status ekonomi berkorelasi langsung dengan umur yang lebih panjang, sementara pendidikan yang lebih rendah, pendapatan dan kemiskinan terkait dengan umur yang lebih pendek," tulis Olshansky seperti dikutip dari Pop Sugar, Selasa (13/9/2022).

"Faktanya, ada beberapa contoh perbedaan dramatis dalam umur panjang di antara orang-orang yang disebabkan oleh perbedaan kemiskinan dan hak istimewa," sambungnya.

Olshansky menjelaskan bahwa harapan hidup pertama-tama didasarkan pada genetika, tetapi kemudian dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, perawatan kesehatan, akses ke air bersih, makanan, kehidupan di dalam ruangan dan lingkungan kerja, serta efek keseluruhan dari status sosial ekonomi tinggi atau rendah.

Jadi, selain kemiskinan di atas hak istimewa, apa saja faktor spesifik yang mungkin memengaruhi rentang hidup panjang Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip?

Sebagai permulaan, tidak merokok mungkin berdampak pada usia yang lebih panjang. Ratu Elizabeth II kehilangan saudara perempuan, ayah, paman, kakek, dan kakek buyutnya karena penyakit yang berhubungan dengan merokok. Tidak mengherankan jika dia dilaporkan tidak pernah merokok. Rupanya, dia juga memaksa Pangeran Philip untuk berhenti merokok setelah mereka menikah.

Selain itu, ada baiknya juga melihat kebiasaan anggota Keluarga Kerajaan Inggris dan membandingkannya dengan mereka yang tinggal di 'zona biru', wilayah di dunia yang menjadi rumah bagi jumlah centenarian (orang yang hidup hingga usia 100 tahun ke atas). Zona biru ini termasuk Sardinia di Italia, Pulau Ikaria di Yunani, dan Pulau Okinawa di Jepang.

Dua hal utama yang dilakukan orang-orang di zona biru yang mungkin berdampak besar pada umur panjang adalah aktivitas fisik harian dan diet makanan segar dan bergizi. Sebagian besar asupan mereka terdiri dari nabati dan biji-bijian dan umumnya menghindari makanan olahan.

Ratu Elizabeth II kabarnya menyukai ikan untuk sarapan, menghindari makanan bertepung seperti pasta dan kentang saat makan sendiri, dan untuk makan malam menyukai kombinasi daging atau ikan dan sayuran.

"Kami menggunakan repertoar hidangan, terutama makanan Inggris dan Prancis. Kami memasak banyak makanan tradisional Prancis seperti halibut di hamparan bayam dengan saus Mornay," kata mantan koki kerajaannya, Darren McGrady.

Alasan lain? Keluarga Kerajaan memiliki akses ke perawatan kesehatan terbaik di dunia, selain itu perawatan medis mereka juga konstan. Masalah kesehatan apa pun yang mereka hadapi dapat diketahui lebih awal, dan mereka dapat berhati-hati dengan kesehatan mereka.

Terakhir, salah satu dari banyak alasan umur mereka lebih panjang dari rata-rata manusia lainnya, adalah karena mereka memiliki alasan untuk hidup. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang lebih siap untuk menanggung ketidaknyamanan usia tua adalah mereka yang memiliki 'tujuan hidup' yang kuat.

"Orang yang menjadi sukarelawan mungkin hidup lebih lama daripada mereka yang tidak, selama alasan mereka menjadi sukarelawan adalah untuk membantu orang lain daripada diri mereka sendiri," demikian kata penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal APA Health Psychology.
Penelitian dari Ohio State University mempelajari bahwa mereka yang memiliki keyakinan agama yang kuat juga melakukannya.


"Afiliasi agama memiliki efek yang hampir sama kuatnya pada umur panjang seperti halnya gender, yang merupakan masalah tahun kehidupan," kata Laura Wallace, penulis utama studi dan mahasiswa doktoral psikologi di universitas tersebut.



Jakarta - Wafatnya Ratu Elizabeth II turut mengungkap cerita-cerita lama yang pernah berseliweran. Salah satunya, konon Ratu Elizabeth II adalah keturunan Nabi Muhammad.
Pada tahun 1986, Perdana Menteri Inggris kala itu, Margaret Thatcher, mendapat sebuah surat dari seseorang yang mengklaim diri sebagai ahli silsilah kerajaan bernama Harold Brooks-Baker. Orang itu mendesak Perdana Menteri melindungi dan memperlakukan Ratu Elizabeth II lebih baik lagi karena dia keturunan Nabi Muhammad.

"Faktor keturunan langsung keluarga kerajaan dari Nabi Muhammad tidak dapat diandalkan untuk selamanya melindungi keluarga kerajaan dari teroris Muslim," tulis Harold Brooks-Baker dari otoritas silsilah Burke's Peerage.

"Tak banyak orang Inggris tahu, bahwa darah Nabi Muhammad mengalir di diri Sang Ratu. Namun, semua pemimpin agama Muslim bangga dengan fakta ini," tambah Brooks-Baker.


Meskipun ucapan ahli silsilah itu menuai kontroversi, suratnya tersebut kemungkinan mempopulerkan desas-desus yang terus berlanjut, apakah Ratu Elizabeth II adalah keturunan nabi beragama Islam?

Dikutip dari The New Arab, Jumat (16/9/2022) menurut teori Brooks-Baker, mendiang Raja Inggris terkait dengan Nabi Muhammad melalui Earl of Cambridge abad ke-14, yang memiliki nenek moyang yang berasal dari Spanyol Muslim abad pertengahan.

Adapun hubungannya dengan Spanyol, Putri Zaida dari Sevilla yang beragama Islam abad ke-11, kabarnya telah memeluk agama Kristen dan menjadi selir Raja Alfonso VI dari Kastilia.

Zaida digambarkan sebagai seorang pengungsi Muslim yang melarikan diri dari Sevilla, menjadi Kristen, dan dikenal sebagai Isabella. Dianggap oleh beberapa orang sebagai putri penguasa Sevilla Al-Mutamid Ibn Abbad, konon keturunan klan Hashemite atau Hasyimiyah, dia menjadi simpanan Raja Alfonso VI yang merupakan musuh bebuyutan ayahnya.

Diduga, salah satu keturunan Zaida menikah dengan Richard dari Conisbrough, Earl of Cambridge ke-3, pada abad ke-14. Dia dikatakan sebagai nenek moyang Ratu Elizabeth. Namun Zaida tetap menjadi sosok misterius, dan kisah sebenarnya masih tidak jelas.

Bagaimanapun, klaim tersebut menarik perhatian kalangan muslim. Mantan Mufti Agung Mesir Ali Gomaa, pada 2018 mengatakan bahwa Ratu Elizabeth II memiliki ikatan darah dengan Nabi sejak 43 generasi.

Isu adanya hubungan antara bangsawan Inggris dan Nabi juga belum sepenuhnya ditolak oleh sejarawan Inggris. Salah satu sejarawan Inggris David Starkey pada 2018 mengatakan, beredarnya teori itu sama sekali tidak aneh. Namun kalangan lain memandang klaim itu dengan skeptis.

"Jika kita menengok ke belakang cukup jauh, kita dapat menemukan semacam 'sepupu ketiga' dihapus sebanyak 99 kali terkait hubungannya dengan siapa pun di dunia," kata penulis Lesley Hazleton kepada The History Channel pada tahun 2019.

Ia menambahkan, teori itu kemungkinan muncul sebagai respons atas situasi politik saat itu terhadap denominasi (kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasi di bawah satu nama, struktur, dan doktrin) Islam di dunia barat. Sementara itu, kalangan lain berupaya melihat perspektif lain dari karakter Brooks-Baker sendiri untuk mendapat pencerahan yang lebih baik mengenai teorinya.

Hingga kini, tidak ada temuan resmi dan otoritatif yang menghubungkan Raja Inggris dengan Nabi Islam. Tidak ada pula bukti bahwa Ratu Elizabeth II adalah keturunan Nabi Muhammad atau klan Hashemite atau Hasyimiyah di jazirah Arab.

Kerajaan Inggris punya sejumlah tradisi unik termasuk dalam prosesi kematian. Salah satunya, peti mati yang akan menjadi tempat bersemayam Ratu Elizabeth II, dilapisi timah.

Sang Ratu akan dimakamkan di peti mati dari kayu ek dengan berat satu ton karena dilapisi dengan timah. Sebelumnya, peti mati suaminya, Pangeran Philip, dan mantan menantunya, Putri Diana, juga dilapisi timah. Peti mati Ratu Elizabeth II bahkan sudah disiapkan sejak 30 tahun lalu.

Praktik menempatkan bangsawan ke dalam peti mati yang dilapisi juga timah sudah berlangsung selama ratusan tahun. Ini tidak ada hubungannya dengan mitos yang mencegah arwah bangkit dari kubur atau melawan kekuatan supernatural.

Dikutip dari IFL Science, selama berabad-abad, Raja, Ratu, Pangeran, dan Putri Kerajaan Inggris ditempatkan di peti mati berlapis timah untuk mengawetkan tubuh mereka dengan lebih baik.

Tradisi ini berasal dari masa ketika metode pengawetan modern belum tersedia. Untuk diketahui, penggunaan formaldehida atau formalin untuk mengawetkan mayat baru ditemukan pada sekitar tahun 1869.

 

sumber; https://inet.detik.com/science/d-6294314/heboh-ratu-elizabeth-ii-disebut-keturunan-nabi-muhammad

https://inet.detik.com/science/d-6294314/heboh-ratu-elizabeth-ii-disebut-keturunan-nabi-muhammad

https://inet.detik.com/science/d-6289760/rahasia-umur-panjang-ratu-elizabeth-ii-menurut-ilmuwan

 CATATAN 17 SEPT 2022;

BARIK 17SEP22; 

Wah saya lebih senang jika berusia pendek, kalau dikasih usia panjang takutnya banyak berbuat dosa…
🙏
POSTING JAMAL 17SEP22- HOMEOPATHY !

BAMBANG SH- 17SEP22



Tidak ada komentar:

Posting Komentar